06 September 2009

Ketika Tuhan Memakai Alam untuk Mengirim Pesan

Gempa dahsyat mengguncang seantero pulau Jawa. Gempa dengan kekuatan 7.3 Skala Richter tersebut terasa kuat hingga di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, jawa Timur hingga Bali. Ada beberapa informasi mengenai pusat gempa. Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa bumi tersebut terjadi pada hari Rabu tanggal 2 September 2009 pukul 14:55:00 WIB, pusat gempabumi berada pada koordinat 8,24° LS dan 107,32°BT, dengan magnitude 7,3 SR (Skala Richter) pada kedalaman 30 km. Sedangkan menurut informasi melalui telepon dari USGS pusat gempabumi berada pada koordinat 7,77° LS dan 107,32°BT, dengan magnituda 7,0 Mw (Momen Magnitude) pada kedalaman 49,5 km.

Puluhan orang meninggal dan ribuan bangunan hancur. Semua orang merasa begitu dekat denga kematian saat bumi berguncang. namun berapa banyak yang merasa bahwa getaran bumi yang meluluhlantakkan penghuni bumi Indonesia ini adalah pesan peringatan dari Tuhan? mungkin banyak, mungkin juga tidak... AKhir-akhir ini Indonesia terlalu sering dilanda sehingga semua menjadi [seakan] terjelaskan semata-mata sebagai fenomena alam.

banyak di antara kita yang merasa terancam hidupnya, terutama yang sedang berada di gedung-gedung bertingkat. namun berpaa banyak dari kita yang merasa bahwa kita begitu kecil dan tak berarti apa-apa di bentang alam yang begitu luas. berapa banyak di antara kita yang bisa mengukur diri sudah berapa banyak yang kita lakukan dan memberi kontribusi bagi pelestarian hidup dan kehidupan di muka bumi ini.

Kita yang beragama [Islam] telah mendnegar dan membaca begitu banyak malapetaka menimpa kaum-kaum terdahulu dalam kitab suci kita. namun berapa dalam kita bisa menghayati dan meyakini bahwa semua itu terjadi atas perintah Tuhan sebagai pesan, peringatan dan juga hukuman bagi kaumnya. Segala bencana yang pernah terjadi selalu dijelaskan dalam kitab suci dengan perspektif etis. Namun seberapa mampu kita menyerap pesan etis yang telah disuguhkan dala cerita-cerita qur'ani tersebut?

kini, cerita-cerita yang tak terperi yang pernah menimpa kaum Nabi Nuh, Kaum Nabi Sholeh, Kaum Luth dan kaum-kaum terdahulu kini terjadi di negeri kita, Indonesia. Banjir bandang dan semburan lumpur terjadi karena ulah tangan-tangan manusia. Namun gempa dan tsunami seakan tak ada kaitannya dengan perlakuan manusia terhadap alam. Namun bagi kaum yang percaya pada Tuhan, semestinya kita bisa mencoba melakukan refleksi atas segala yang telah kita perbuatan di dunia ini. Saat alam yang diciptakan oleh Tuhan telah bergerak, tentu ada yang menggerakkan. dan gerakan itu bisa berarti sebuah pesan. tugas kita untuk memaknai pesan yang sudah dikirimkan kepada kita semua karena Tuhan tidak lagi memakai malaikat untuk menyampaikan pesan kepada umat yang terlalu permisif dengan korupsi dan perilaku-perilaku tidk terpuji. Negeri ini bukan negeri terlaknat karena keindahannya, konon bagaikan surga. namun penghuni dan pemimpin negeri ini tampaknya kurang menunjukkan rasa syukur dengan menjaganya dari perilaku korupsi yang mencuri hak-hak anak negeri dan mendustai hati nurani.

Di bulan Ramadhan ini, mari kita renungi hari-hari yang sudah kita jalani dan teguhkan niat untuk memperbaiki diri....[]

No comments:

"The Winner Never Quit and The Quitter Never Win"