Orang kaya…
Menghambur uang seenaknya
Makan daging iga
Bayar dua juta
Saudaraku…
Hidup di dalam surga
Rumah di pinggir telaga
beratap cakrawala
dengan permadani semesta
berbantal kayu berselimut bayu
saudaraku yang lain
berlimpah butir-butir mutiara
dalam relung gua
yang digali bersama tawa
tapi tak pernah kenal aksara
Bapakku
Bertabur bijih kuning
Di sawah bernama padi
Di tanah bernama emas
Tapi tak tahu bagaimana menuainya
Aku
Penggalan surga katanya tempat tinggalku
Namun hanya saga dan nelangsa
lekat di sudut lambung dan jiwa
Jakarta, 3 Nov ‘07
No comments:
Post a Comment